Siapa bilang mumi cuma ada di Mesir. Datanglah ke Wamena, di sana
Anda bisa melihat mumi Papua yang umurnya mencapai ratusan tahun.
Berikut 5 faktanya yang menarik dan mungkin Anda belum tahu. Tak perlu
jauh-jauh ke Mesir, Anda bisa melihat mumi di Wamena. Bedanya, mumi di
Wamena tidak dibalut perban tapi bentuk jenazahnya masih utuh dan
berwarna hitam
Berikut 5 fakta mumi Papua:
1. Ada 6 mumi Papua di Wamena
Ada sekitar 6 mumi yang ada di Wamena, yakni di Distrik Kurulu dan
Distrik Asolagaima. Mumi Papua tidak disimpan di museum, melainkan
ditaruh di rumah Honai dan disakralkan. Rumah Honai sendiri adalah rumah
adat suku Dani yang menempati wilayah Wamena.
2. Umurnya 300 tahun
Mumi-mumi di Wamena diperkirakan umurnya mencapai ratusan tahun. Salah
satu mumi di Distrik Asolagaima diyakini berumur 300 tahun. Asal tahu
saja, mumi-mumi Papua ini dulunya adalah para panglima perang atau
kepala suku. Bukan orang sembarangan!
3. Mumi Papua berwarna hitam dan posisinya duduk
Mumi Papua posisinya tidak tidur telentang, melainkan seperti sedang
duduk dan menatap ke langit. Mulutnya terlihat menganga. Kedua tangannya
memegang masing-masing kedua lututnya. Mungkin, tak sedikit traveler
yang bulu kuduknya bergidik saat melihat mumi yang berwarna hitam ini.
Meski tidak diperban seperti mumi-mumi di Mesir, Mumi papua ternyata
menggenakan ikat kepala dan koteka. Itu adalah pakaian adat mereka yang
mana juga ikut ‘dimumikan’.
4. Proses menjadikan mumi
Proses menjadikan jenazah ke mumi di Wamena memakan waktu yang lama.
Pertama, jenazah dijemur dan dikeringkan di gua dengan syarat harus
dilakukan pihak keluarga. Syarat lainnya adalah orang yang mengawetkan
jenazah tersebut tidak boleh minum air putih, makan tebu dan ubi bakar
tanpa dicuci. Setelah itu, jenazah diletakan di atas api kemudian
ditusuk dengan tulang babi. Ini bertujuan untuk membuang lemak yang ada
di dalam tubuh jenazah. Jika diperhatikan sudah banyak bagian-bagian
tubuh mumi Papua yang terkelupas.
5. Pembawa keberkahan
Ada fakta menarik tentang mumi Papua. Sebelum para panglima atau kepala
suku meninggal, mereka ternyata berpesan kepada masyarakat di tempat
tinggalnya untuk diawetkan menjadi mumi. Mereka berpesan seperti itu
karena yakin, mereka yang nantinya menjadi mumi bisa membawa keberkahan
bagi masyarakat setempat. Terang saja, kini mumi Papua jadi salah satu
sumber penghasilan karena wisatawan yang mau memotretnya harus merogoh
kocek. Tarifnya tergantung penawaran Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar